Definisi Paragraf Eksposisi
Pengertian
paragraf eksposisi adalah karangan yang menyajikan sejumlah pengetahuan atau informasi.
Tujuannya, pembaca mendapat pengetahuan atau informasi yang sejelas – jelasnya.
Contoh yang termasuk dalam
paragraf eksposisi adalah segala jenis laporan
Jenis-Jenis Paragraf Eksposisi
Ada beberapa jenis
pengembangan dalam paragraf eksposisi, diantaranya adalah sebagai berikut;
- eksposisi definisi
- eksposisi proses
- eksposisi klasifikasi
- eksposisi ilustrasi (contoh)
- eksposisi perbandingan & pertentangan, dan
- eksposisi laporan
Mengenali Contoh-contoh Paragraf Eksposisi
Contoh
Paragraf Eksposisi Definisi
Ozone therapy adalah
pengobatan suatu penyakit dengan cara memasukkan oksigen ,urni dan ozon
berenergi tinggi ke dalam tubuh melalui darah. Ozone therapy merupakan terapi
yang sangat bermanfaat bagi kesehatan, baik untuk menyembuhkan penyakit yang
kita derita maupun sebagai pencegah penyakit.
Contoh
Paragraf Eksposisi Klasifikasi
Pemerintah akan memberikan
bantuan pembangunan rumah atau bangunan kepada korban gempa. Bantuan
pembangunan rumah atau bangunan tersebut disesuaikan dengan tingkat
kerusakannya. Warga yang rumahnya rusak ringan mendapat bantuan sekitar 10
juta. Warga yang rumahnya rusak sedang mendapat bantuan sekitar 20 juta. Warga
yang rumahnya rusak berat mendapat bantuan sekitar 30 juta. Calon penerima
bantuan tersebut ditentukan oleh aparat desa setempat dengan pengawasan dari
pihak LSM.
Contoh
Paragraf Eksposisi Proses
Sampai hari ke-8, bantuan
untuk para korban gempa Yogyakarta belum merata. Hal ini terlihat di beberapa
wilayah Bantul dan Jetis. Misalnya, di Desa Piyungan. Sampai saat ini, warga
Desa Piyungan hanya makan singkong. Mereka mengambilnya dari beberapa kebun
warga. Jika ada warga yang makan nasi, itu adalah sisa-sisa beras yang mereka
kumpulkan di balik reruntuhan bangunan. Kondisi seperti ini menunjukkan bahwa
bantuan pemerintah kurang merata.
Contoh
Paragraf Eksposisi Ilustrasi
Pernahkan Anda menghadapi
situasi tertentu dengan perasaan takut? Bagaimana cara mengatasinya? Di bawah
ini ada lima jurus untuk mengatasi rasa takut tersebut. Pertama, persipakan
diri Anda sebaik-baiknya bila menghadapi situasi atau suasana tertentu; kedua,
pelajari sebaik-baiknya bila menghadapi situasi tersebut; ketiga, pupuk dan binalah
rasa percaya diri; keempat, setelah timbul rasa percaya diri, pertebal
keyakinan Anda; kelima, untuk menambah rasa percaya diri, kita harus menambah
kecakapan atau keahlian melalui latihan atau belajar sungguh – sungguh.
Contoh
Paragraf Eksposisi Perbandingan / Pertentangan
Pascagempa dengan kekuatan
5,9 skala richter, sebagian Yogyakarta dan Jawa Tengah luluh lantak. Keadaan
ini mengundang perhatian berbagai pihak. Bantuan pun berdatangan dari dalam dan
luar negeri. Bantuan berbentuk makanan, obat-obatan, dan pakaian dipusatkan di
beberapa tempat. Hal ini dimaksudkan agar pendistribusian bantuan tersebut
lebih cepat. Tenaga medis dari daerah-daerah lain pun berdatangan. Mereka
memberikan bantuan di beberapa rumah sakit dan tenda – tenda darurat.
Contoh
Paragraf Eksposisi Laporan
Sebenarnya, bukan hanya
ITS yang menawarkan rumah instan sehat untuk Aceh atau dikenal dengan Rumah ITS
untuk Aceh (RI-A). Pusat Penelitian dan Pengembangan Permukiman Departemen
Pekerjaan Umum juga menawarkan “Risha” alias Rumah Instan Sederhana Sehat.
Modelnya hampir sama, gampang dibongkar-pasang, bahkan motonya “Pagi Pesan,
Sore Huni”. Bedanya, sistem struktur dan konstruksi Risha memungkinkan rumah
ini berbentuk panggung. Harga Risha sedikit lebih mahal, Rp 20 juta untuk tipe
36. akan tetapi, usianya dapat mencapai 50 tahun karena komponen struktur
memakai beton bertulang, diperkuat pelat baja di bagian sambungannya.
Kekuatannya terhadap gempa juga telah diuji di laboratorium sampai zonasi enam.
Tema Yang Dapat Dikembangkan Menjadi Paragraf Eksposisi
Tujuan paragraf eksposisi
adalah memaparkan atau menjelaskan sesuatu agar pengetahuan pembaca bertambah.
Oleh karena itu, topik-topik yang dikembangkan dalam paragraf eksposisi
berkaitan dengan penyampaian informasi.
Berikut ini contoh–contoh
tema yang dapat dikembangkan menjadi sebuah paragraf eksposisi.
1. Manfaat Jejaring Sosial
Facebook
2. Bagaimana perkembangan
bisnis online di Indonesia
3. Hal-hal yang
menyebabkan pengeroposan tulang
Demikian penjelasan
lengkap pengertian den definisi paragraf eksposisi. Telah disertakan pula
jenis-jenis dan ciri-ciri paragraf eksposisi, beserta contoh-contohnya.
Semoga sedikit ulasan ini dapat membantu para siswa dan Anda semua untuk
mengetahui apa itu paragraf eksposisi?, serta menjadi bahan dalam
penulisan artikel ilmiah dan kalimat paragraf eksposisi.
Jenis-Jenis Paragraf Eksposisi
Eksposisi merupakan karangan yang bertujuan untuk
menginformasikan tentang sesuatu
atau menerangkan suatu topik kepada
pembaca dengan tujuan memberikan informasi sehingga memperluas pengetahuan
pembaca.
Untuk memahaminya, pembaca perlu proses berpikir dan
melibakan pengetahuan.
Apa ciri-ciri yang menonjol:
Paragraf eksposisi umumnya menjawab pertanyaan apa,
siapa, di mana, kapan, mengapa, dan bagaimana.
Menginformasikan/menceritakan sesuatu yang tidak bisa
dicapai oleh alat indera.
Perbedaannya dengan karangan deskripsi, karangan
deskripsi bertujuan menggambarkan / melukiskan sesuatu sehingga seolah-olah
pembaca mengatakannya sendiri.
Ada beberapa jenis paragraf eksposisi:
- Eksposisi berita, berisi pemberitaan mengenai suatu kejadian. Jenis ini banyak ditemukan pada surat kabar
- Eksposisi ilustrasi, pengembangannya menggunakan gambaran sederhana atau bentuk konkret dari suatu ide. Mengilustrasikan sesuatu dengan sesuatu yang lain yang memiliki kesamaan atau kemiripan sifat. Biasanya menggunakan frase penghubung “seperti ilustrasi berikut ini, dapat diilustrasikan seperti, seperti, bagaikan.”
- Eksposisi proses, sering ditemukan dalam buku-buku petunjuk pembuatan, penggunaan, atau cara-cara tertentu.
- Eksposisi perbandingan, dalam hal ini penulis mencoba menerangkan ide dalam kalimat utama dengan cara membandingkannya dengan hal lain.
- Eksposisi pertentangan, berisi pertentangan antara sesuatu dengan sesuatu yang lain. frase penghubung yang biasa digunakan adalah “akan tetapi, meskipun begitu, sebaliknya.”
- Eksposisi definisi, batasan pengertian sesuatu dengan menfokuskan pada karakteristik sesuatu itu.
- Eksposisi analisis, proses memisah-misahkan suatu masalah dari suatu gagasan utama menjadi beberapa subbagian, kemudian masing-masing dikembangkan secara berurutan.
- Eksposisi klasifikasi, membagi sesuatu dan mengelompokkan ke dalam kategori-kategori
Contoh-contoh paragraf
ekspositif:
1. eksposisi berita
Para pedagang daging sapi di pasar-pasar tradisional
mengeluhkan dampak pemberitaan mengenai impor daging ilegal. Sebab, hampir
seminggu terakhir mereka kehilangan pembeli sampai 70 persen. Sebaliknya,
permintaan terhadap daging ayam dan telur kini melejit sehingga harganya
meningkat.
2. Eksposisi ilustrasi
Dalam tubuh manusia terdapat aktivitas seperti pada mesin
mobil. Tubuh manusia dapat mengubah energi kimiawi yang terkandung dalam
bahan–bahan bakarnya-yakni makanan yang ditelan– menjadi energi panas dan
energi mekanis. Nasi yang Anda makan akan dibakar dalam tubuh sebagaimana
bensin dibakar dalam silinder mesin mobil. Sebagian dari energi kimiawi yang
disediakan oleh nasi itu diubah menjadi energi panas yang membuat tubuh tetap
hangat. Sebagian lagi berubah menjadi energi mekanis yang memungkinkan
otot-otot dapat memompa darah dalam tubuh atau menggerakkan dada pada waktu
bernapas.
3. Eksposisi Proses
Energen, nutrisi empat sehat lima sempurna dapat
disajikan dengan mudah. Tuangkan energen ke dalam gelas. Tambahkan 150 ml air
hangat dan aduk hingga merata. Energen hangat siap dihidangkan.
4. Eksposisi perbandingan
Tinju bukanlah jenis olah raga yang banyak peminatnya.
Yang banyak adalah penggemarnya. Berbeda dengan olah raga jalan kaki.
Peminatnya banyak, penggemarnya sedikit. Tidak ada orang yang menonton orang
lain berjalan kaki.
5. Eksposisi pertentangan
Orang yang gemar bersepeda umumnya orang yang suka pada
alam. Sebaliknya, orang yang tak pernah bersepeda kebanyakan orang kota yang ke
mana-mana terbiasa naik mobil nyaman. Mereka akan menggerutu jika menemui jalan
sempit di desa-desa.
6. Eksposisi definisi
Metonimi merupakan jenis gaya kias yang menggunakan
kata-kata untuk pengertian yang lebih luas aau yang lebih sempit dari artinya
yang lazim. Kata-kata dengan makna luas atau menyempit digunakan untuk menamai
hal-hal atau sesuatu yang dimaksudkan.
7. Eksposisi analisis
Berbagai teori dikemukakan untuk mencari latar belakang
kematian Merilyn Monroe. Ada yang berpendapat dia diancam oleh mafia. Seorang
detektif memperkirakan, Merilyn pernah berhubungan dengan J.F. Kennedy. Dia
dibunuh untuk menutupi kejadian yang dapat merusak nama baik tokoh penting AS
tersebut. …
8. Eksposisi klasifikasi
Sistem penamaan jenis-jenis kritik sastra bervariasi,
bergantung pada pendekatan yang digunakan. Pendekatan moral menekankan
pertalian karya sastra dengan wawasan moral dan agama. Pendekatan historis,
bekerja atas dasar lingkungan karya sastra berkaitan dengan fakta-fakta dari
zaman dan hidup pengarang. Pendekatan impresionistik, yang menjadi ciri khas
aliran sastra romantik, menekankan efek personil karya sastra pada kritikusnya.
paragraf deskripsi
Sabtu, 27 Oktober 2012
Pengertian, ciri-ciri paragraf deskripsi
1. Hakikat Menulis Paragraf Deskripsi
Pembelajaran menulis pada hakekatnya
adalah suatu pembelajaran tentang bagaimana seseorang mengekspresikan ide dan
perasaannya lewat media tulisan. Melalui kegiatan menulis, seseorang juga bisa
mengemukakan keperluannya, bisa merekam pikiran-pikirannya mengenai hal-hal
yang penting atau kegiatan-kegiatan yang sifatnya pribadi dalam hidup mereka.
Bahkan, menulis juga bisa dijadikan hiburan, dimana seseorang bisa
mengkomunikasikan perasaan dan idenya kepada orang lain melalui media dan
bentuk yang beragam, seperti surat, otobiografi, cerita, dan esai.
Terdapat banyak jenis karangan atau
tulisan, seperti tulisan naratif, deskriptif, argumentatif, persuasif, dengan
berbagai kelasnya, seperti klasifikasi, perbandingan, sebab akibat, dan
lain-lain. Seluruh jenis tulisan tersebut harus dikuasai oleh mahasiswa dimana
mereka diharapkan mampu menunjukkan penguasaan akan jenis-jenis tulisan termasuk
komponen kebahasaan lainnya. Dengan demikian, kemampuan mahasiswa untuk
mengungkapkan ide dan perasaan mereka akan bisa tersampaikan secara efektif
kepada pembacanya.
Menulis adalah
kegiatan menuangkan ide, gagasan, konsep, pikiran, ataupun imaginasi ke dalam
bentuk tulis (cetak). Sebagai salah satu aspek keterampilan berbahasa, menulis
merupakan aspek yang paling sulit di antara keterampilan lainnya, seperti
mendengarkan, berbicara, dan membaca. Pada kegiatan menulis, siswa dituntut
mencurahkan segala pengetahuan dan kemampuan lainnya untuk dapat menghasilkan
sebuah “tulisan”. Tulisan yang baik umumnya dihasilkan oleh orang gemar
membaca, berwawasan luas, banyak mendengarkan segala sesuatu, dan mempunyai
kemampuan berpikir yang baik. Leonhardt (2005:103) berpendapat bahwa kebiasaan
membaca sangat penting bagi keberhasilan menulis.
Tulisan yang
baik memiliki alur, isi, dan kebahasaannya yang baik. Dari segi alur, tulisan
yang baik mempunyai alur berpikir yang urut, dan berkesinambungan. Dari segi
isi, tulisan yang baik memuat informasi yang benar-benar akurat dan
kebenarannya dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Dan dari segi
kebahasaan, karangan yang baik menggunakan ejaan yang benar, diksi yang
variatif, kalimat yang efektif, dan paragraf yang padu.
Deskripsi adalah bentuk wacana yang
berusaha menyajikan suatu obyek atau suatu hal sedemikian rupa, sehingga obyek
itu seolah-olah berada di depan mata kepala pembaca, seakan-akan para pembaca
melihat sendiri obyek itu (Keraf 1995:16). Deskripsi
memberi satu citra mental mengenai sesuatu hal yang dialami, misalnya
pemandangan, orang atau sensasi.
Fungsi utama dari deskripsi adalah
membuat para pembacanya melihat barang-barang atau obyeknya, atau menyerap
kualitas khas dari barang-barang itu. Deskripsi membuat kita melihat yaitu
membuat visualisasi mengenai obyeknya, atau dengan kata lain deskripsi
memusatkan uraiannya pada penampakan barang. Dalam deskripsi kita melihat obyek
garapan secara hidup dan konkrit, kita melihat obyek secara bulat.
Misalnya kita akan membuat deskripsi
tentang sebuah rumah, diharapkan menyajukan banyak penampilan
individual dan karakteristik dari rumah itu, dan beberapa aspek
yang dapat dianalisis seperti : besarnya, materi konstruksinya, dan rancangan
arsitekturnya. Demikian pula deskripsi suatu daerah pedesaan kurang bertalian
dengan ciri-ciri studi topografis, tetapi lebih terfokus pada macam-macam
keistimewaan umum, dan suasana lokal yang menarik. Karena sasaran yang dituju
adalah memberi perhatian pada penampilan yang khas dari obyeknya. Deskripsi
lebih memberikan citra yang menarik mengenai objek itu. Deskripsi banyak
kaitannya dengan hubungan pancaindera dan pencitraan, maka banyak tulisan
deskripsi di klasifikasikan sebagai tulisan kreatif.
Tujuan menulis deskripsi adalah membuat para pembaca
menyadari dengan hidup apa yang diserap penulis melalui pancaindera, merangsang
perasaan pembaca mengenai apa yang digambarkannya, menyajikan suatu kualitas
pengalaman langsung. Objek yang dideskipsikan mungkin sesuatu yang bisa
ditangkap dengan pancaindera kita, sebuah pemandangan alam, jalan-jalan kota,
tikus-tikus selokan atau kuda balapan, wajah seseorang yang cantik molek, atau
seseorang yang putus asa, alunan musik atau gelegar guntur, dan sebagainya.
4.1 Pengertian Paragraf Deskripsi
Paragraf deskripsi adalah paragraf
yang melukiskan atau menggambarkan sesuatu berdasarkan pengalaman semua
pancaindra dengan kata-kata secara jelas dan terperinci. Tujuan dari paragraf
ini adalah untuk memberikan perincian atau detail tentang objek sehingga
pembaca seakan-akan ikut melihat, mendengar, merasakan, atau mengalami apa yang
dideskripsikan.
Contoh:
Taman itu juga dihiasi beberapa patung bangau putih. Patung-patung itu
terlihat sangat unik. Di tengah taman terdapat kolam. Di tengah kolam terdapat
air mancur. Aneka mainan anak-anak turut melengkapi Taman Wisata Kaliurang.
Paragraf deskripsi merupakan
penggambaran suatu keadaan dengan kalimat-kalimat, sehingga menimbulkan kesan
yang hidup. Penggambaran atau lukisan itu harus disajikan sehidup-hidupnya,
sehingga apa yang dilukiskan itu hidup di dalam angan-angan pembaca. Paragraf adalah kesatuan
yang lebih tinggi dari kalimat. Paragraf hanya terdiri dari satu tema. Paragraf
bukan satu kalimat, tetapi beberapa kalimat yang memiliki satu pokok pikiran.
Pokok pikiran dalam paragraf didukung oleh adanya kesatuan arti yang bersumber
dari beberapa kalimat. Jadi, paragraf bukan kumpulan dari beberapa kalimat yang
tidak memiliki kesatuan arti (Anwar Hasnun, 2006:25).
Unsur-unsur
paragraf deskripsi dalam hal ini berarti bagian-bagian yang membangun paragraf
deskripsi. Unsur iitu jugalah yang sekaligus menjadi patokan penilaian suatu
paragraf deskripsi, apakah paragraf yang ditulis itu sempurna atau tidak.
Wandono dalam Siburian (2010:18) mengemukakan unsur-unsur paragraf deskripsi
berikut ini.
1). Isi
Dalam paragraf
deskripsi, isi merupakan aspek penilaian. Isi mencakup topik dan urutan
pengembangannya. Sebuah topik dapat bersumber dari pengalaman, pengetahuan,
imajinasi, pendapat dan keyakinan, fakta. Jadi paragraph tersebut mungkin
menyajikan pendapat, keyakinan, fakta, pendapat sikap, tanggapan, imajinasi,
ramalan, dan sebagainya. Sebuah topik dalam paragraf dirumuskan lagi ke dalam
sub topik sehingga terbentuk kerangka yang baik, atau urutan pengembangannya
dalam sebuah paragraf.
Isi paragraf
yang baik harus memeprlihatkan urutan pengembangan yang cukup mendetail, serta
disusun dengan cermat dan logis. Dengan demikian, susunan paragraf menjadi
teratur dan penulis tidak keluar dari sasaran yang telah dirumuskan.
2). Dalam sebuah paragraf
organisasi isi perlu diperhatikan. Organisasi isi dalam paragraf adalah
mengolah bahan, mengaturnya, mengembangkannya serta menyusunya dalam struktur
yang logis. Organisasi isi yang baik harus memperhatikan kohesi dan koherensi.
Kohesi dapat terlihat melalui penyusunan atau hubungan kalimat yang logis.
Hubungan pikiran-pikiran yang ada dalam paragraph menjadi satu padu, utuh dan
kompak. Kepaduan ini dapat dibangun melalui kata penghubung, kata ganti dan
kata kunci (pengulangan kata yang dipentingkan). Koherensi terlihat apabila
kalimat yang satu dengan yang alin jelas menunjukkan hubungan timbale balik
yang logis serta secara jelas membahas satu gagasan utama.
3). Diksi/
Pilihan Kata
Dalam paragraf
deskripsi, diksi membuat karangan lebih menarik. Dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia (2003:264), diksi adalah pilihan kata yang tepat dan selaras (dalam
penggunaanya) untuk mengungkapkan gagasan sehingga diperoleh efek tertentu
(seperti yang diharapkan).
Agar usaha
mendayagunakan teknik penceritaan yang menarik lewat pilihan kata maka diksi
yang baik harus (1) tepat memilih kata untuk mengungkapkan gagasan atau hal
yang diamatkan, (2) seorang pengarang harus mempunyai kemampuan untuk
membedakan secara tepat nuansa-nuansa makna sesuai dengan gagasan yang ingin
disampaikan dan kemampuan untuk menemukan bentuk yang sesuai dengan situasi dan
nilai rasa pembacanya, (3) pilihan kata yang tepat adan sesuai hanya mungkin
kalau ia menguasai sejumlah besar kosa kata (pembendaharaan kata).
4). Impresionisme
Paragraf
deskripsi impresionisme memperlihatkan dua hal. Pertama adanya objek yang
dilukiskan. Objek yang dilukiskan itu bersumber daari pengalaman, penamatan,
imajinasi, dan sebagainya. Dalam paragraf deskripsi pelukisan sebuah objek
harus menarik perhatian, sehingga benar-benar dapat dilihat, didengar, dibaca
dan dirasakan oleh pembaca.
Kedua, adanya
rincian terhadap objek yang dilukiskan. Rincian tersebut dapat berupa ciri atau
detail-detail sebuah objek. Objek yang dilukiskan dai rincian tersebut akan
memperlihatkan sebuah paragraf deskripsi yang menarik. Dengan demikian sebuah
karangan deskripsi dapat memenuhi keberadaanya sebagai sebuah paragraf deskripsi
yang khas.
Jadi, jelaslah
bahwa sesuatu (objek) yang ingin dilukiskan haruslah memiliki rincian yang
dipandang menonjol mengenai objek itu. Rincian terhadap objek tersebut juga
dapat membedakan antara objek yang dilukiskan dengan objek lainnya. Dengan
demikian paragraf deskripsi tersebut akan terlihat menarik.
Dalam
penelitian ini, penilaian paragraf deskripsi menggunakan unsur-unsur di atas
sebagai deskriptor yang kemudian dikembangkan menjadi indikator. Dengan
indikator tersebut, maka data kemampuan menulis paragraf deskripsi dapat
diukur.
4.2
Macam-macam Paragraf Deskripsi
Secara umum, paragraf deskripsi
dibedakan atas dua macam, yaitu :
1)
Paragraf deskripsi spasial adalah
paragraf yang melukiskan ruang atau tempat berlangsungnya suatu peristiwa.
Pelukisannya harus dilihat dari berbagai segi agar ruang tersebut tergambar
dengan jelas dalam pikiran dan perasaan pembaca.
Contoh :
Contoh :
Malam gelap gulita di hulu sungai Brantas. Ketahuan.
Sebentar-sebentar hiruk pikuk yang tiada
berketentuan itu menjadi satu dengan gegap gempita yang mendasyatkan dan
mengecilkan hati, pertanda seorang raja rimbah alah jatuh ke tanah untuk
selama-lamanya.
Ramai peperangan di rimba itu dan rupanya tak akan berhenti.
Tak ada kasihan- mengasihani, yang rebah tinggal rebah, tak akan ada yang
mengangkatnya.
Sekali-kali terang cuaca hutan belantara itu, seperti diserang api. Tetapi kenyataanya dalam sekejap mata hilangnya cahaya yang berani menyerbukan dirinya ke tengah peperangan itu, dimusnakan oleh musuh lamnya “raja gulita”.
Sekali-kali terang cuaca hutan belantara itu, seperti diserang api. Tetapi kenyataanya dalam sekejap mata hilangnya cahaya yang berani menyerbukan dirinya ke tengah peperangan itu, dimusnakan oleh musuh lamnya “raja gulita”.
2)
Paragraf deskripsi objektif adalah
paragraf yang menggambarkan suatu hal atau orang dengan mengungkapkan identitasnya secara apa
adanya sehingga pembaca dapat membayangkan keadaannya. Agar suatu objek mampu
membangkitkan daya khayal pada diri pembaca, penulis harus melukiskannya dari
berbagai sudut pandang. Semakin rinci penulisannya, semakin jelas tergambar
dalam bayangan pembaca.
Apabila objek yang dilukiskan itu
adalah seseorang, perinciannya dapat dilakukan terhadap aspek fisik maupun
aspek rohaninya. Aspek rohani meliputi perasaan, watak, bakat, peranannya dalam
suatu bidang kerja dsb
Contoh:
Di sudut dekat pintu duduk seorang laki-laki. Namanya Paijo. Dia memakai celana pendek dan baju kaos yang telah sobek-sobek, yang melukiskan kemelaratan dan kemiskinan yang sehari-hari dideritanya. Pada dadanya yang bidang dan berisi, lengannya yang kukuh penuh urat dapat dilihat betapa berat pekerjaan sehari-harinya.
Air mukanya yang keruh, pipinya yang kempis dan matanya yang cekung menyatakan bahwa jalan hidup yang telah ditempuhnya penuh rintangan dan duri.
Di sudut dekat pintu duduk seorang laki-laki. Namanya Paijo. Dia memakai celana pendek dan baju kaos yang telah sobek-sobek, yang melukiskan kemelaratan dan kemiskinan yang sehari-hari dideritanya. Pada dadanya yang bidang dan berisi, lengannya yang kukuh penuh urat dapat dilihat betapa berat pekerjaan sehari-harinya.
Air mukanya yang keruh, pipinya yang kempis dan matanya yang cekung menyatakan bahwa jalan hidup yang telah ditempuhnya penuh rintangan dan duri.
4.3 Ciri-Ciri Paragraf Deskripsi
1. Menggambarkan atau melukiskan sesuatu
2. Penggambaran tersebut dilakukan sejelas-jelasnya
dengan melibatkan indera
3. Membuat pembaca atau pendengar merasakan sendiri
atau mengalami sendiri
4. Pola Pengembangan
5. Pola pengembangan spasial yaitu pola pengembangan
paragraf yang didasarkan ruang dan waktu
6. Pola pengembangan sudut pandang atau objektif
adalah pola pengembangan paragraf yang didasarkan tempat dan posisi seorang
penulis dalam melihat sesuatu
4.4 Langkah-langkah Menulis
Paragraf Deskripsi
Langkah-langkah dalam menulis
paragraf deskripsi adalah: (1) menentukan tema;(2) menetapkan tujuan penulisan;
(3) mengumpulkan bahan; (4) membuat kerangka karangan; (5) mengembangkan
kerangka karangan; dan (6) merevisi karangan.
Langkah yang pertama adalah menentukan
tema. Pada kegiatan iniyang mula-mula dilakukan jika akan menulis suatu
karangan ialahmenentukan tema. Hal ini berarti bahwa harus ditentukan apa yang
dibahasdalam tulisan. Tema adalah gagasan pokok yang hendak disampaikan didalam
penulisan. Gagasan atau ide pokok dapat diperoleh dari pengalaman, hasil
penelitian, beberapa sumber, pendapat, dan pengamatan. Pernyataan tema mungkin
saja sama dengan judul, tetapi mungkin juga tidak.
Langkah kedua adalah menetapkan tujuan
penulisan. Pada langkah ini setiap penulis harus mengungkapkan dengan jelas
tujuan penulisan yang akan dilaksanakannya. Perumusan tujuan penulisan sangat
penting dan harusditentukan lebih dahulu karena hal ini merupakan titik tolak
dalam seluruhkegiatan menulis selanjutnya. Dengan menentukan tujuan penulisan,
akandiketahui apa yang harus dilakukan pada tahap penulisan. Kita akan tahu
bahan-bahan yang diperlukan, macam organisasi karangan yang akanditerapkan,
atau mungkin sudut pandang yang akan dipilih. Tujuan merupakan penentu yang
pokok dan akan mengarahkan serta membatasi karangan.Kesadaran mengenai tujuan
selama proses penulisan akan menjaga keutuhantulisan.
Langkah ketiga adalah mengumpulkan
bahan. Pada waktu memilihdan membatasi topik kita hendaknya sudah memperkirakan
kemungkinan mendapatkan bahan. Dengan membatasi topik, maka kita pun sebetulnya
telahmemusatkan perhatian pada topik yang terbatas itu, serta mengumpulkan
bahan yang khusus pula. Bahan penulisan ini dapat dikumpulkan pada tahap
prapenulisan dan dapat pula pada waktu penulisan berlangsung.
Untuk masalah kecil yang tujuannya sudah jelas dalam pikiran kita
penetapan danpengumpulan bahan dapat dilakukan pada waktu penulisan.
Langkah keempat adalah membuat
kerangka karangan. Agarorganisasi karangan dapat ditentukan, sebelumnya kita
harus menyusun kerangka karangan. Menyusun kerangka karangan merupakan satu
cara untuk menyusun suatu rangkaian yang jelas dan terstruktur yang
teratur darikarangan yang akan ditulis. Kerangka karangan merupakan suatu
rencanakerja yang dapat digunakan sebagai garis besarnya dalam mengarang.
Kerangka karangan juga menjamin penulis dalam ide secara logis dan teratur.
Penyusunan kerangka karangan sangat dianjurkan karena akan menghindarkanpenulis
dari kesalahan-kesalahan yang tidak perlu terjadi.
Kegunaan kerangka karangan bagi
penulis adalah (a) kerangkakarangan dapat ulis menyusun karangan secara teratur
dan tidak membahas satu gagasan dua kali serta dapat mencegah penulis
keluar darisasaran yang sudah dirumuskan dalam topik atau judul; (b) sebuah
kerangkakarangan memperlihatkan bagian-bagian pokok karangan serta
memberikemungkinan bagi perluasan bagian-bagian tersebut. Hal ini akan
membantupenulis menciptakan suasana yang berbeda-beda, sesuai dengan variasi
yangdiinginkan; dan (c) sebuah kerangka karangan akan memperlihatkan
kepadapenulis bahan-bahan atau materi apa yang diperlukan dalam pembahasan
yangakan ditulisnya nanti.
Langkah yang kelima adalah
mengembangkan kerangka karangan. Pada langkah ini penulis mengembangkan
kerangka karangan menjadi suatukarangan atau tulisan yang utuh.
Dan
langkah yang terakhir adalah merevisikarangan. Pada langkah ini meneliti secara
meyeluruh mengenai ejaan.
Jenis Karangan Argumentasi
Argumentasi adalah tulisan
yang bertujuan menyakinkan atau membujuk pembaca tentang pendapat atau
penyataan penulis (Semi, 2003:47). Menurut Widyamartaya (1992:9-10),
argumentasi bertujuan menyampaikan gagasan berupa data, bukti hasil penalaran,
dan sebagainya dengan maksud untuk menyakinkan pembaca tentang kebenaran
pendirian atau kesimpulan pengarang atau untuk memperoleh kesepakatan pembaca
tentang maksud pengarang. Tujuan utama karangan ini adalah untuk menyakinkan
pembaca agar menerima atau mengambil suatu dokrin, sikap, dan tingkah laku
tertentu. Adapun ciri-ciri karangan narasi menurut Finoza (2004:207), yaitu
1)
mengemukakan alasan atau bantahan sedemikian rupa dengan tujuan mempengaruhi
keyakinan pembaca agar menyetujuinya;
2)
mengusahakan suatu pemecahan masalah; dan
3)
mendiskusikan suatu persoalan tanpa perlu mencapai suatu penyelesaian.
Menurut Semi (2003:48),
ciri-ciri pengembangan karangan argumentasi-sekaligus merupakan juga ciri
pembeda dengan ekposisi adalah sebagai berikut.
1)
bertujuan menyakinkan orang lain (ekposisi memberi informasi);
2)
berusaha membuktikan suatu penyataan atau pokok persoalan (ekposisi hanya
menjelaskan);
3)
menggugah pendapat pembaca (ekposisi meyerahkan keputusan kepada pembaca); dan
4)
fakta yang ditampilkan merupakan bahan pembuktian (ekposisi menggunakan fakta
sebagai alat mengkongkretkan).
Berdasarkan pendapat di
atas, argumentasi merupakan karangan yang berusaha menjelaskan suatu masalah
dengan menyajikan alasan-alasan. Ketika mengembangan karangan ini, Penulis
harus menganalisis dan menjelaskan suatu masalah secara terperinci dan
mendalam, alasan-alasan yang dikemukakan harus didukung dengan bukti-bukti yang
menyakinkan. Dengan kata lain, argumen adalah suatu proses benalar.
Pengarang dapat dapat
menggunakan penalarannya dengan metode deduktif induktif. Deduktif merupakan
metode benalar yang bergerak dari hal-hal yang bersifat umum ke hal-hal atau
pernyataan yang bersifat khusus. Sebaliknya, induktif adalah metode benalar
yang dimulai dengan mengemukakan penyatan yang bersifat khusus kemudian
diiringi dengan kesimpulan umum. Pengarang dapat mengajukan penalarannya
berdasarkan contoh-contoh, analogi, akibat ke sebab, sebab ke akibat, dan
pola-pola deduktif ke induktif.
Argumentasi dan ekposisi
merupakan bentuk atau jenis tulisan yang paling banyak digunakan di dalam
tulisan-tulisan ilmiah. Karangan ini bertujuan membuktikan kebenaran suatu
pendapat atau kesimpulan dengan data atau fakta sebagai alasan atau
bukti. Dalam karangan ini, pengarang mengharapkan pembenaran pendapatnya dari
pembaca. Adanya unsur opini dan data, juga fakta atau alasan merupakan penyokong
opini tersebut.
berikut beberapa Contoh paragraf argumentatif atau paragraf argumentasi
contoh 1
Sekali lagi,
kita patut bersyukur karena tampaknya kegiatan ospek di kampus-kampus sudah ada
perubahan ke arah yang lebih bermakna positif. Sudah saatnya kita meninggalkan
perpeloncoan. Hidup ini sudah begitu keras untuk diperjuangkan, jangan ditambah
lagi dengan kekerasan yang lain.
contoh 2
Dua tahun
terakhir, terhitung sejak Boeing B-737 milik maskapai penerbangan Aloha
Airlines celaka, isu pesawat itu mencuat ke permukaan. Ini bisa dimaklumi sebab
pesawat yang badannya koyak sepanjang 4 meter itu sudah dioperasikan lebih dari
19 tahun. Oleh karena itu, adalah cukup beralasan jika orang menjadi cemas
terbang dengan pesawat berusia tua.
Di Indonesia, yang mengagetkan, lebih dari 60% pesawat yang beroperasi adalah pesawat tua. Amankah? Kalau memang aman, lalu bagaimana cara merawatnya dan berapa biayanya sehingga ia tetap nyaman dinaiki?
Di Indonesia, yang mengagetkan, lebih dari 60% pesawat yang beroperasi adalah pesawat tua. Amankah? Kalau memang aman, lalu bagaimana cara merawatnya dan berapa biayanya sehingga ia tetap nyaman dinaiki?
contoh 3
Memilih SMA
tanpa pertimbangan yang matang hanya akan menambah pengangguran karena
pelajaran di SMA tidak memberi bekal bekerja. Menurut Iskandar, sudah saatnya
masyarakat mengubah paradigma agar lulusan SMP tidak latah masuk SMA. Kalau
memang lebih berbakat pada jalur profesi sebaiknya memilih SMK. Dia
mengingatkan sejumlah risiko bagi lulusan SMP yang sembarangan melanjutkan
sekolah. Misalnya, lulusan SMP yang tidak mempunyai potensi bakat-minat ke
jalur akademik sampai perguruan tinggi, tetapi memaksakan diri masuk SMA, dia
tidak akan lulus UAN karena sulit mengikuti pelajaran di SMA. Tetapi tanpa
lulus UAN mustahil bisa sampai perguruan tinggi.
contoh 4
Akibat
perkembangan perekonomian dan pertambahan jumlah penduduk, komsumsi energi di
dalam negeri juga meningkat. Kebutuhan gas di pulau jawa pada tahun 2002
sebanyak 943 juta kaki kubik per hari (MMCFD). Tahun 2005, meningkat menjadi
1,136 MMCFD. Pada tahun 2010, kebutuhan gas di pulau jawa diperkirakan 2.252
MMCFD dan tahun 2015, sebanyak 3,441 MMCFD.
Narasi informatif adalah
narasi yang memiliki sasaran penyampaian informasi secara tepat tentang suatu
peristiwa dengan tujuan memperluas pengetahuan orang tentang kisah seseorang.
Narasi ekspositorik adalah
narasi yang memiliki sasaran penyampaian informasi secara tepat tentang suatu
peristiwa dengan tujuan memperluas pengetahuan orang tentang kisah seseorang.
Dalam narasi ekspositorik, penulis menceritakan suatu peristiwa berdasarkan
data yang sebenarnya. Pelaku yang ditonjolkan biasanya, satu orang. Pelaku
diceritakan mulai dari kecil sampai saat ini atau sampai terakhir dalam
kehidupannya. Karangan narasi ini diwarnai oleh eksposisi, maka ketentuan
eksposisi juga berlaku pada penulisan narasi ekspositprik. Ketentuan ini
berkaitan dengan penggunaan bahasa yang logis, berdasarkan fakta yang ada,
tidak memasukan unsursugestif atau bersifat objektif.
Narasi sugestif adalah
narasi yang berusaha untuk memberikan suatu maksud tertentu, menyampaikan suatu
amanat terselubung kepada para pembaca atau pendengar sehingga tampak
seolah-olah melihat. Ketentuan ini berkaitan dengan penggunaan bahasa yang
logis, berdasarkan fakta yang ada, tidak memasukan unsur sugestif atau bersifat
objektif.
Narasi sugestif adalah
narasi yang berusaha untuk memberikan suatu maksud tertentu, menyampaikan suatu
amanat terselubung kepada para pembaca atau pendengar sehingga tampak
seolah-olah melihat.
Menurut Keraf (2000:136)
- Menonjolkan unsur perbuatan atau tindakan.
- Dirangkai dalam urutan waktu.
- Berusaha menjawab pertanyaan "apa yang terjadi?"
- Ada konfiks.
Narasi dibangun oleh
sebuah alur cerita. Alur ini tidak akan menarik jika tidak ada konfiks. Selain alur
cerita, konfiks dan susunan kronologis, ciri-ciri narasi lebih lengkap lagi
diungkapkan oleh Atar Semi (2003: 31) sebagai berikut:
- Berupa cerita tentang peristiwa atau pengaalaman penulis.
- Kejadian atau peristiwa yang disampaikan berupa peristiwa yang benar-benar terjadi, dapat berupa semata-mata imajinasi atau gabungan keduanya.
- Berdasarkan konfiks, karena tanpa konfiks biasanya narasi tidak menarik.
- Memiliki nilai estetika.
- Menekankan susunan secara kronologis.
Ciri yang dikemikakan
Keraf memiliki persamaan dengan Atar Semi, bahwa narasi memiliki ciri berisi
suatu cerita, menekankan susunan kronologis atau dari waktu ke waktu dan
memiliki konfiks. Perbedaannya, Keraf lebih memilih ciri yang menonjolkan
pelaku.
Tujuan menulis karangan
narasi secara fundamental yaitu:
- Hendak memberikan informasi atau wawasan dan memperluas pengetahuan
- Memberikan pengalaman estetis kepada pembaca
- Tentukan dulu tema dan amanat yang akan disampaikan
- Tetapkan sasaran pembaca
- Rancang peristiwa-peristiwa utama yang akan ditampilkan dalam bentuk skema alur
- Bagi peristiwa utama itu ke dalam bagian awal, perkembangan, dan akhir cerita
- Rincian peristiwa-peristiwa utama ke dalam detail-detail peristiwa sebagai pendukung cerita
- Susun tokoh dan perwatakan, latar, dan sudut pandangan
- mengerti aturan tanda bacanya dalam kalimat tersebut
Ciri - Ciri Paragraf Persuasi
danang D prasetyo | 23.55 |
Ciri - Ciri Paragraf Persuasi
Paragraf
Persuasi
Paragraf Persuasi adalah jenis paragraf yang mengungkapkan ide, gagasan, atau
pendapat penulis dengan
disertai dengan bukti dan fakta (benar-benar terjadi).
Tujuannya
adalah agar pembaca yakin bahwa ide, gagasan, atau pendapat
tersebut adalah benar dan
terbukti dan juga melaksanakan apa yang menjadi
ajakan dari ide tersebut.
Paragraf persuasi memang memiliki banyak kesamaan dengan
paragraf
argumentasi, bedanya paragraf persuasi lebih cenderung menjadi sebuah
ajakan.
argumentasi, bedanya paragraf persuasi lebih cenderung menjadi sebuah
ajakan.
Ciri-ciri
paragraf persuasi :
- Persuasi berasal dari pendirian bahwa pikiran manusia dapat diubah.
- Harus menimbulkan kepercayaan para pembacanya.
- Persuasi harus dapat menciptakan kesepakatan atau penyesuaian melalui
- kepercayaan antara penulis dengan pembaca.
- Persuasi sedapat mungkin menghindari konflik agar kepercayaan tidak
- hilang dan supaya kesepakatan pendapatnya tercapai.
- Persuasi memerlukan fakta dan data.
0 Response to "Jenis paragraf"
Post a Comment