Jenis paragraf


Definisi Paragraf Eksposisi
Pengertian paragraf eksposisi adalah karangan yang menyajikan sejumlah pengetahuan atau informasi. Tujuannya, pembaca mendapat pengetahuan atau informasi yang sejelas – jelasnya.
Contoh yang termasuk dalam paragraf eksposisi adalah segala jenis laporan
Jenis-Jenis Paragraf Eksposisi
Ada beberapa jenis pengembangan dalam paragraf eksposisi, diantaranya adalah sebagai berikut;
  1. eksposisi definisi
  2. eksposisi proses
  3. eksposisi klasifikasi
  4. eksposisi ilustrasi (contoh)
  5. eksposisi perbandingan & pertentangan, dan
  6. eksposisi laporan
Mengenali Contoh-contoh Paragraf Eksposisi
Contoh Paragraf Eksposisi Definisi
Ozone therapy adalah pengobatan suatu penyakit dengan cara memasukkan oksigen ,urni dan ozon berenergi tinggi ke dalam tubuh melalui darah. Ozone therapy merupakan terapi yang sangat bermanfaat bagi kesehatan, baik untuk menyembuhkan penyakit yang kita derita maupun sebagai pencegah penyakit.
Contoh Paragraf Eksposisi Klasifikasi
Pemerintah akan memberikan bantuan pembangunan rumah atau bangunan kepada korban gempa. Bantuan pembangunan rumah atau bangunan tersebut disesuaikan dengan tingkat kerusakannya. Warga yang rumahnya rusak ringan mendapat bantuan sekitar 10 juta. Warga yang rumahnya rusak sedang mendapat bantuan sekitar 20 juta. Warga yang rumahnya rusak berat mendapat bantuan sekitar 30 juta. Calon penerima bantuan tersebut ditentukan oleh aparat desa setempat dengan pengawasan dari pihak LSM.
Contoh Paragraf Eksposisi Proses
Sampai hari ke-8, bantuan untuk para korban gempa Yogyakarta belum merata. Hal ini terlihat di beberapa wilayah Bantul dan Jetis. Misalnya, di Desa Piyungan. Sampai saat ini, warga Desa Piyungan hanya makan singkong. Mereka mengambilnya dari beberapa kebun warga. Jika ada warga yang makan nasi, itu adalah sisa-sisa beras yang mereka kumpulkan di balik reruntuhan bangunan. Kondisi seperti ini menunjukkan bahwa bantuan pemerintah kurang merata.
Contoh Paragraf Eksposisi Ilustrasi
Pernahkan Anda menghadapi situasi tertentu dengan perasaan takut? Bagaimana cara mengatasinya? Di bawah ini ada lima jurus untuk mengatasi rasa takut tersebut. Pertama, persipakan diri Anda sebaik-baiknya bila menghadapi situasi atau suasana tertentu; kedua, pelajari sebaik-baiknya bila menghadapi situasi tersebut; ketiga, pupuk dan binalah rasa percaya diri; keempat, setelah timbul rasa percaya diri, pertebal keyakinan Anda; kelima, untuk menambah rasa percaya diri, kita harus menambah kecakapan atau keahlian melalui latihan atau belajar sungguh – sungguh.
Contoh Paragraf Eksposisi Perbandingan / Pertentangan
Pascagempa dengan kekuatan 5,9 skala richter, sebagian Yogyakarta dan Jawa Tengah luluh lantak. Keadaan ini mengundang perhatian berbagai pihak. Bantuan pun berdatangan dari dalam dan luar negeri. Bantuan berbentuk makanan, obat-obatan, dan pakaian dipusatkan di beberapa tempat. Hal ini dimaksudkan agar pendistribusian bantuan tersebut lebih cepat. Tenaga medis dari daerah-daerah lain pun berdatangan. Mereka memberikan bantuan di beberapa rumah sakit dan tenda – tenda darurat.
Contoh Paragraf Eksposisi Laporan
Sebenarnya, bukan hanya ITS yang menawarkan rumah instan sehat untuk Aceh atau dikenal dengan Rumah ITS untuk Aceh (RI-A). Pusat Penelitian dan Pengembangan Permukiman Departemen Pekerjaan Umum juga menawarkan “Risha” alias Rumah Instan Sederhana Sehat. Modelnya hampir sama, gampang dibongkar-pasang, bahkan motonya “Pagi Pesan, Sore Huni”. Bedanya, sistem struktur dan konstruksi Risha memungkinkan rumah ini berbentuk panggung. Harga Risha sedikit lebih mahal, Rp 20 juta untuk tipe 36. akan tetapi, usianya dapat mencapai 50 tahun karena komponen struktur memakai beton bertulang, diperkuat pelat baja di bagian sambungannya. Kekuatannya terhadap gempa juga telah diuji di laboratorium sampai zonasi enam.
Tema Yang Dapat Dikembangkan Menjadi Paragraf Eksposisi
Tujuan paragraf eksposisi adalah memaparkan atau menjelaskan sesuatu agar pengetahuan pembaca bertambah. Oleh karena itu, topik-topik yang dikembangkan dalam paragraf eksposisi berkaitan dengan penyampaian informasi.
Berikut ini contoh–contoh tema yang dapat dikembangkan menjadi sebuah paragraf eksposisi.
1. Manfaat Jejaring Sosial Facebook
2. Bagaimana perkembangan bisnis online di Indonesia
3. Hal-hal yang menyebabkan pengeroposan tulang
Demikian penjelasan lengkap pengertian den definisi paragraf eksposisi. Telah disertakan pula jenis-jenis dan ciri-ciri paragraf eksposisi, beserta contoh-contohnya. Semoga sedikit ulasan ini dapat membantu para siswa dan Anda semua untuk mengetahui apa itu paragraf eksposisi?, serta menjadi bahan dalam penulisan artikel ilmiah dan kalimat paragraf eksposisi.

Jenis-Jenis Paragraf Eksposisi

Eksposisi merupakan karangan yang bertujuan untuk menginformasikan tentang sesuatu atau menerangkan suatu topik kepada pembaca dengan tujuan memberikan informasi sehingga memperluas pengetahuan pembaca.
Untuk memahaminya, pembaca perlu proses berpikir dan melibakan pengetahuan.

Apa ciri-ciri yang menonjol:
Paragraf eksposisi umumnya menjawab pertanyaan apa, siapa, di mana, kapan, mengapa, dan bagaimana.
Menginformasikan/menceritakan sesuatu yang tidak bisa dicapai oleh alat indera.

Perbedaannya dengan karangan deskripsi, karangan deskripsi bertujuan menggambarkan / melukiskan sesuatu sehingga seolah-olah pembaca mengatakannya sendiri.

Ada beberapa jenis paragraf eksposisi:
  1. Eksposisi berita, berisi pemberitaan mengenai suatu kejadian. Jenis ini banyak ditemukan pada surat kabar
  2. Eksposisi ilustrasi, pengembangannya menggunakan gambaran sederhana atau bentuk konkret dari suatu ide. Mengilustrasikan sesuatu dengan sesuatu yang lain yang memiliki kesamaan atau kemiripan sifat. Biasanya menggunakan frase penghubung “seperti ilustrasi berikut ini, dapat diilustrasikan seperti, seperti, bagaikan.”
  3. Eksposisi proses, sering ditemukan dalam buku-buku petunjuk pembuatan, penggunaan, atau cara-cara tertentu.
  4. Eksposisi perbandingan, dalam hal ini penulis mencoba menerangkan ide dalam kalimat utama dengan cara membandingkannya dengan hal lain.
  5. Eksposisi pertentangan, berisi pertentangan antara sesuatu dengan sesuatu yang lain. frase penghubung yang biasa digunakan adalah “akan tetapi, meskipun begitu, sebaliknya.”
  6. Eksposisi definisi, batasan pengertian sesuatu dengan menfokuskan pada karakteristik sesuatu itu.
  7. Eksposisi analisis, proses memisah-misahkan suatu masalah dari suatu gagasan utama menjadi beberapa subbagian, kemudian masing-masing dikembangkan secara berurutan.
  8. Eksposisi klasifikasi, membagi sesuatu dan mengelompokkan ke dalam kategori-kategori
Contoh-contoh paragraf ekspositif: 

1. eksposisi berita
Para pedagang daging sapi di pasar-pasar tradisional mengeluhkan dampak pemberitaan mengenai impor daging ilegal. Sebab, hampir seminggu terakhir mereka kehilangan pembeli sampai 70 persen. Sebaliknya, permintaan terhadap daging ayam dan telur kini melejit sehingga harganya meningkat.

2. Eksposisi ilustrasi
Dalam tubuh manusia terdapat aktivitas seperti pada mesin mobil. Tubuh manusia dapat mengubah energi kimiawi yang terkandung dalam bahan–bahan bakarnya-yakni makanan yang ditelan– menjadi energi panas dan energi mekanis. Nasi yang Anda makan akan dibakar dalam tubuh sebagaimana bensin dibakar dalam silinder mesin mobil. Sebagian dari energi kimiawi yang disediakan oleh nasi itu diubah menjadi energi panas yang membuat tubuh tetap hangat. Sebagian lagi berubah menjadi energi mekanis yang memungkinkan otot-otot dapat memompa darah dalam tubuh atau menggerakkan dada pada waktu bernapas.

3. Eksposisi Proses
Energen, nutrisi empat sehat lima sempurna dapat disajikan dengan mudah. Tuangkan energen ke dalam gelas. Tambahkan 150 ml air hangat dan aduk hingga merata. Energen hangat siap dihidangkan.

4. Eksposisi perbandingan
Tinju bukanlah jenis olah raga yang banyak peminatnya. Yang banyak adalah penggemarnya. Berbeda dengan olah raga jalan kaki. Peminatnya banyak, penggemarnya sedikit. Tidak ada orang yang menonton orang lain berjalan kaki.

5. Eksposisi pertentangan
Orang yang gemar bersepeda umumnya orang yang suka pada alam. Sebaliknya, orang yang tak pernah bersepeda kebanyakan orang kota yang ke mana-mana terbiasa naik mobil nyaman. Mereka akan menggerutu jika menemui jalan sempit di desa-desa.

6. Eksposisi definisi
Metonimi merupakan jenis gaya kias yang menggunakan kata-kata untuk pengertian yang lebih luas aau yang lebih sempit dari artinya yang lazim. Kata-kata dengan makna luas atau menyempit digunakan untuk menamai hal-hal atau sesuatu yang dimaksudkan.

7. Eksposisi analisis
Berbagai teori dikemukakan untuk mencari latar belakang kematian Merilyn Monroe. Ada yang berpendapat dia diancam oleh mafia. Seorang detektif memperkirakan, Merilyn pernah berhubungan dengan J.F. Kennedy. Dia dibunuh untuk menutupi kejadian yang dapat merusak nama baik tokoh penting AS tersebut. …

8. Eksposisi klasifikasi
Sistem penamaan jenis-jenis kritik sastra bervariasi, bergantung pada pendekatan yang digunakan. Pendekatan moral menekankan pertalian karya sastra dengan wawasan moral dan agama. Pendekatan historis, bekerja atas dasar lingkungan karya sastra berkaitan dengan fakta-fakta dari zaman dan hidup pengarang. Pendekatan impresionistik, yang menjadi ciri khas aliran sastra romantik, menekankan efek personil karya sastra pada kritikusnya.

paragraf deskripsi

Sabtu, 27 Oktober 2012

Pengertian, ciri-ciri paragraf deskripsi


1.      Hakikat Menulis Paragraf Deskripsi
Pembelajaran menulis pada hakekatnya adalah suatu pembelajaran tentang bagaimana seseorang mengekspresikan ide dan perasaannya lewat media tulisan. Melalui kegiatan menulis, seseorang juga bisa mengemukakan keperluannya, bisa merekam pikiran-pikirannya mengenai hal-hal yang penting atau kegiatan-kegiatan yang sifatnya pribadi dalam hidup mereka. Bahkan, menulis juga bisa dijadikan hiburan, dimana seseorang bisa mengkomunikasikan perasaan dan idenya kepada orang lain melalui media dan bentuk yang beragam, seperti surat, otobiografi, cerita, dan esai.
Terdapat banyak jenis karangan atau tulisan, seperti tulisan naratif, deskriptif, argumentatif, persuasif, dengan berbagai kelasnya, seperti klasifikasi, perbandingan, sebab akibat, dan lain-lain. Seluruh jenis tulisan tersebut harus dikuasai oleh mahasiswa dimana mereka diharapkan mampu menunjukkan penguasaan akan jenis-jenis tulisan termasuk komponen kebahasaan lainnya. Dengan demikian, kemampuan mahasiswa untuk mengungkapkan ide dan perasaan mereka akan bisa tersampaikan secara efektif kepada pembacanya.
Menulis adalah kegiatan menuangkan ide, gagasan, konsep, pikiran, ataupun imaginasi ke dalam bentuk tulis (cetak). Sebagai salah satu aspek keterampilan berbahasa, menulis merupakan aspek yang paling sulit di antara keterampilan lainnya, seperti mendengarkan, berbicara, dan membaca. Pada kegiatan menulis, siswa dituntut mencurahkan segala pengetahuan dan kemampuan lainnya untuk dapat menghasilkan sebuah “tulisan”. Tulisan yang baik umumnya dihasilkan oleh orang gemar membaca, berwawasan luas, banyak mendengarkan segala sesuatu, dan mempunyai kemampuan berpikir yang baik. Leonhardt (2005:103) berpendapat bahwa kebiasaan membaca sangat penting bagi keberhasilan menulis.
Tulisan yang baik memiliki alur, isi, dan kebahasaannya yang baik. Dari segi alur, tulisan yang baik mempunyai alur berpikir yang urut, dan berkesinambungan. Dari segi isi, tulisan yang baik memuat informasi yang benar-benar akurat dan kebenarannya dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Dan dari segi kebahasaan, karangan yang baik menggunakan ejaan yang benar, diksi yang variatif, kalimat yang efektif, dan paragraf yang padu.
Deskripsi adalah bentuk wacana yang berusaha menyajikan suatu obyek atau suatu hal sedemikian rupa, sehingga obyek itu seolah-olah berada di depan mata kepala pembaca, seakan-akan para pembaca melihat sendiri obyek itu (Keraf 1995:16). Deskripsi memberi satu citra mental mengenai sesuatu hal yang dialami, misalnya pemandangan, orang atau sensasi.
Fungsi utama dari deskripsi adalah membuat para pembacanya melihat barang-barang atau obyeknya, atau menyerap kualitas khas dari barang-barang itu. Deskripsi membuat kita melihat yaitu membuat visualisasi mengenai obyeknya, atau dengan kata lain deskripsi memusatkan uraiannya pada penampakan barang. Dalam deskripsi kita melihat obyek garapan secara hidup dan konkrit, kita melihat obyek secara bulat.
Misalnya kita akan membuat deskripsi tentang sebuah rumah, diharapkan menyajukan banyak penampilan individual dan karakteristik dari rumah itu, dan beberapa aspek yang dapat dianalisis seperti : besarnya, materi konstruksinya, dan rancangan arsitekturnya. Demikian pula deskripsi suatu daerah pedesaan kurang bertalian dengan ciri-ciri studi topografis, tetapi lebih terfokus pada macam-macam keistimewaan umum, dan suasana lokal yang menarik. Karena sasaran yang dituju adalah memberi perhatian pada penampilan yang khas dari obyeknya. Deskripsi lebih memberikan citra yang menarik mengenai objek itu. Deskripsi banyak kaitannya dengan hubungan pancaindera dan pencitraan, maka banyak tulisan deskripsi di klasifikasikan sebagai tulisan kreatif.
Tujuan menulis deskripsi adalah membuat para pembaca menyadari dengan hidup apa yang diserap penulis melalui pancaindera, merangsang perasaan pembaca mengenai apa yang digambarkannya, menyajikan suatu kualitas pengalaman langsung. Objek yang dideskipsikan mungkin sesuatu yang bisa ditangkap dengan pancaindera kita, sebuah pemandangan alam, jalan-jalan kota, tikus-tikus selokan atau kuda balapan, wajah seseorang yang cantik molek, atau seseorang yang putus asa, alunan musik atau gelegar guntur, dan sebagainya.
                4.1 Pengertian Paragraf Deskripsi
Paragraf deskripsi adalah paragraf yang melukiskan atau menggambarkan sesuatu berdasarkan pengalaman semua pancaindra dengan kata-kata secara jelas dan terperinci. Tujuan dari paragraf ini adalah untuk memberikan perincian atau detail tentang objek sehingga pembaca seakan-akan ikut melihat, mendengar, merasakan, atau mengalami apa yang dideskripsikan.
Contoh:
                Taman itu juga dihiasi beberapa patung bangau putih. Patung-patung itu terlihat sangat unik. Di tengah taman terdapat kolam. Di tengah kolam terdapat air mancur. Aneka mainan anak-anak turut melengkapi Taman Wisata Kaliurang.
Paragraf deskripsi merupakan penggambaran suatu keadaan dengan kalimat-kalimat, sehingga menimbulkan kesan yang hidup. Penggambaran atau lukisan itu harus disajikan sehidup-hidupnya, sehingga apa yang dilukiskan itu hidup di dalam angan-angan pembaca. Paragraf adalah kesatuan yang lebih tinggi dari kalimat. Paragraf hanya terdiri dari satu tema. Paragraf bukan satu kalimat, tetapi beberapa kalimat yang memiliki satu pokok pikiran. Pokok pikiran dalam paragraf didukung oleh adanya kesatuan arti yang bersumber dari beberapa kalimat. Jadi, paragraf bukan kumpulan dari beberapa kalimat yang tidak memiliki kesatuan arti (Anwar Hasnun, 2006:25).
Unsur-unsur paragraf deskripsi dalam hal ini berarti bagian-bagian yang membangun paragraf deskripsi. Unsur iitu jugalah yang sekaligus menjadi patokan penilaian suatu paragraf deskripsi, apakah paragraf yang ditulis itu sempurna atau tidak. Wandono dalam Siburian (2010:18) mengemukakan unsur-unsur paragraf deskripsi berikut ini.
1). Isi
Dalam paragraf deskripsi, isi merupakan aspek penilaian. Isi mencakup topik dan urutan pengembangannya. Sebuah topik dapat bersumber dari pengalaman, pengetahuan, imajinasi, pendapat dan keyakinan, fakta. Jadi paragraph tersebut mungkin menyajikan pendapat, keyakinan, fakta, pendapat sikap, tanggapan, imajinasi, ramalan, dan sebagainya. Sebuah topik dalam paragraf dirumuskan lagi ke dalam sub topik sehingga terbentuk kerangka yang baik, atau urutan pengembangannya dalam sebuah paragraf.
Isi paragraf yang baik harus memeprlihatkan urutan pengembangan yang cukup mendetail, serta disusun dengan cermat dan logis. Dengan demikian, susunan paragraf menjadi teratur dan penulis tidak keluar dari sasaran yang telah dirumuskan.
2). Dalam sebuah paragraf organisasi isi perlu diperhatikan. Organisasi isi dalam paragraf adalah mengolah bahan, mengaturnya, mengembangkannya serta menyusunya dalam struktur yang logis. Organisasi isi yang baik harus memperhatikan kohesi dan koherensi. Kohesi dapat terlihat melalui penyusunan atau hubungan kalimat yang logis. Hubungan pikiran-pikiran yang ada dalam paragraph menjadi satu padu, utuh dan kompak. Kepaduan ini dapat dibangun melalui kata penghubung, kata ganti dan kata kunci (pengulangan kata yang dipentingkan). Koherensi terlihat apabila kalimat yang satu dengan yang alin jelas menunjukkan hubungan timbale balik yang logis serta secara jelas membahas satu gagasan utama.
3). Diksi/ Pilihan Kata
Dalam paragraf deskripsi, diksi membuat karangan lebih menarik. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2003:264), diksi adalah pilihan kata yang tepat dan selaras (dalam penggunaanya) untuk mengungkapkan gagasan sehingga diperoleh efek tertentu (seperti yang diharapkan).
Agar usaha mendayagunakan teknik penceritaan yang menarik lewat pilihan kata maka diksi yang baik harus (1) tepat memilih kata untuk mengungkapkan gagasan atau hal yang diamatkan, (2) seorang pengarang harus mempunyai kemampuan untuk membedakan secara tepat nuansa-nuansa makna sesuai dengan gagasan yang ingin disampaikan dan kemampuan untuk menemukan bentuk yang sesuai dengan situasi dan nilai rasa pembacanya, (3) pilihan kata yang tepat adan sesuai hanya mungkin kalau ia menguasai sejumlah besar kosa kata (pembendaharaan kata).
                4). Impresionisme
Paragraf deskripsi impresionisme memperlihatkan dua hal. Pertama adanya objek yang dilukiskan. Objek yang dilukiskan itu bersumber daari pengalaman, penamatan, imajinasi, dan sebagainya. Dalam paragraf deskripsi pelukisan sebuah objek harus menarik perhatian, sehingga benar-benar dapat dilihat, didengar, dibaca dan dirasakan oleh pembaca.
Kedua, adanya rincian terhadap objek yang dilukiskan. Rincian tersebut dapat berupa ciri atau detail-detail sebuah objek. Objek yang dilukiskan dai rincian tersebut akan memperlihatkan sebuah paragraf deskripsi yang menarik. Dengan demikian sebuah karangan deskripsi dapat memenuhi keberadaanya sebagai sebuah paragraf deskripsi yang khas.
Jadi, jelaslah bahwa sesuatu (objek) yang ingin dilukiskan haruslah memiliki rincian yang dipandang menonjol mengenai objek itu. Rincian terhadap objek tersebut juga dapat membedakan antara objek yang dilukiskan dengan objek lainnya. Dengan demikian paragraf deskripsi tersebut akan terlihat menarik.
Dalam penelitian ini, penilaian paragraf deskripsi menggunakan unsur-unsur di atas sebagai deskriptor yang kemudian dikembangkan menjadi indikator. Dengan indikator tersebut, maka data kemampuan menulis paragraf deskripsi dapat diukur.
                  4.2  Macam-macam Paragraf Deskripsi
                    Secara umum, paragraf deskripsi dibedakan atas dua macam, yaitu :
1)      Paragraf deskripsi spasial adalah paragraf yang melukiskan ruang atau tempat berlangsungnya suatu peristiwa. Pelukisannya harus dilihat dari berbagai segi agar ruang tersebut tergambar dengan jelas dalam pikiran dan perasaan pembaca.
Contoh :
Malam gelap gulita di hulu sungai Brantas. Ketahuan. Sebentar-sebentar hiruk pikuk  yang tiada berketentuan itu menjadi satu dengan gegap gempita yang mendasyatkan dan mengecilkan hati, pertanda seorang raja rimbah alah jatuh ke tanah untuk selama-lamanya.
Ramai peperangan di rimba itu dan rupanya tak akan berhenti. Tak ada kasihan- mengasihani, yang rebah tinggal rebah, tak akan ada yang mengangkatnya.
Sekali-kali terang cuaca hutan belantara itu, seperti diserang api. Tetapi kenyataanya dalam sekejap mata hilangnya cahaya yang berani menyerbukan dirinya ke tengah peperangan itu, dimusnakan oleh musuh lamnya “raja gulita”.
2)      Paragraf deskripsi objektif adalah paragraf yang menggambarkan suatu hal atau orang  dengan mengungkapkan identitasnya secara apa adanya sehingga pembaca dapat membayangkan keadaannya. Agar suatu objek mampu membangkitkan daya khayal pada diri pembaca, penulis harus melukiskannya dari berbagai sudut pandang. Semakin rinci penulisannya, semakin jelas tergambar dalam bayangan pembaca.
                Apabila objek yang dilukiskan itu adalah seseorang, perinciannya dapat dilakukan terhadap aspek fisik maupun aspek rohaninya. Aspek rohani meliputi perasaan, watak, bakat, peranannya dalam suatu bidang kerja dsb
Contoh:
                Di sudut dekat pintu duduk seorang laki-laki. Namanya Paijo. Dia memakai celana pendek dan baju kaos yang telah sobek-sobek, yang melukiskan kemelaratan dan kemiskinan yang sehari-hari dideritanya. Pada dadanya yang bidang dan berisi, lengannya yang kukuh penuh urat dapat dilihat betapa berat pekerjaan sehari-harinya.
Air mukanya yang keruh, pipinya yang kempis dan matanya yang cekung menyatakan bahwa jalan hidup yang telah ditempuhnya penuh rintangan dan duri.
4.3   Ciri-Ciri Paragraf Deskripsi
1.      Menggambarkan atau melukiskan sesuatu
2.      Penggambaran tersebut dilakukan sejelas-jelasnya dengan melibatkan indera
3.      Membuat pembaca atau pendengar merasakan sendiri atau mengalami sendiri
4.      Pola Pengembangan
5.      Pola pengembangan spasial yaitu pola pengembangan paragraf yang didasarkan ruang dan waktu
6.      Pola pengembangan sudut pandang atau objektif adalah pola pengembangan paragraf yang didasarkan tempat dan posisi seorang penulis dalam melihat sesuatu
  4.4    Langkah-langkah Menulis Paragraf Deskripsi
                Langkah-langkah dalam menulis paragraf deskripsi adalah: (1) menentukan tema;(2) menetapkan tujuan penulisan; (3) mengumpulkan bahan; (4) membuat kerangka karangan; (5) mengembangkan kerangka karangan; dan (6) merevisi karangan.
Langkah yang pertama adalah menentukan tema. Pada kegiatan iniyang mula-mula dilakukan jika akan menulis suatu karangan ialahmenentukan tema. Hal ini berarti bahwa harus ditentukan apa yang dibahasdalam tulisan. Tema adalah gagasan pokok yang hendak disampaikan didalam penulisan. Gagasan atau ide pokok dapat diperoleh dari pengalaman,  hasil penelitian, beberapa sumber, pendapat, dan pengamatan. Pernyataan tema mungkin saja sama dengan judul, tetapi mungkin juga tidak.
Langkah kedua adalah menetapkan tujuan penulisan. Pada langkah ini setiap penulis harus mengungkapkan dengan jelas tujuan penulisan yang akan dilaksanakannya. Perumusan tujuan penulisan sangat penting dan harusditentukan lebih dahulu karena hal ini merupakan titik tolak dalam seluruhkegiatan menulis selanjutnya. Dengan menentukan tujuan penulisan, akandiketahui apa yang harus dilakukan pada tahap penulisan. Kita akan tahu bahan-bahan yang diperlukan, macam organisasi karangan yang akanditerapkan, atau mungkin sudut pandang yang akan dipilih. Tujuan merupakan penentu yang pokok dan akan mengarahkan serta membatasi karangan.Kesadaran mengenai tujuan selama proses penulisan akan menjaga keutuhantulisan.
Langkah ketiga adalah mengumpulkan bahan. Pada waktu memilihdan membatasi topik kita hendaknya sudah memperkirakan kemungkinan mendapatkan bahan. Dengan membatasi topik, maka kita pun sebetulnya telahmemusatkan perhatian pada topik yang terbatas itu, serta mengumpulkan bahan yang khusus pula. Bahan penulisan ini dapat dikumpulkan pada tahap prapenulisan dan dapat pula pada waktu penulisan berlangsung. Untuk masalah kecil yang tujuannya sudah jelas dalam pikiran kita penetapan danpengumpulan bahan dapat dilakukan pada waktu penulisan.
Langkah keempat adalah membuat kerangka karangan. Agarorganisasi karangan dapat ditentukan, sebelumnya kita harus menyusun kerangka karangan. Menyusun kerangka karangan merupakan satu cara untuk menyusun suatu rangkaian yang jelas dan terstruktur yang teratur darikarangan yang akan ditulis. Kerangka karangan merupakan suatu rencanakerja yang dapat digunakan sebagai garis besarnya dalam mengarang. Kerangka karangan juga menjamin penulis dalam ide secara logis dan teratur. Penyusunan kerangka karangan sangat dianjurkan karena akan menghindarkanpenulis dari kesalahan-kesalahan yang tidak perlu terjadi.
                Kegunaan kerangka karangan bagi penulis adalah (a) kerangkakarangan dapat ulis menyusun karangan secara teratur dan tidak membahas satu gagasan dua kali serta dapat mencegah penulis keluar darisasaran yang sudah dirumuskan dalam topik atau judul; (b) sebuah kerangkakarangan memperlihatkan bagian-bagian pokok karangan serta memberikemungkinan bagi perluasan bagian-bagian tersebut. Hal ini akan membantupenulis menciptakan suasana yang berbeda-beda, sesuai dengan variasi yangdiinginkan; dan (c) sebuah kerangka karangan akan memperlihatkan kepadapenulis bahan-bahan atau materi apa yang diperlukan dalam pembahasan yangakan ditulisnya nanti.
Langkah yang kelima adalah mengembangkan kerangka karangan. Pada langkah ini penulis mengembangkan kerangka karangan menjadi suatukarangan atau tulisan yang utuh.
               Dan langkah yang terakhir adalah merevisikarangan. Pada langkah ini meneliti secara meyeluruh mengenai ejaan.
Jenis Karangan Argumentasi
Argumentasi adalah tulisan yang bertujuan menyakinkan atau membujuk pembaca tentang pendapat atau penyataan penulis (Semi, 2003:47). Menurut Widyamartaya (1992:9-10), argumentasi bertujuan menyampaikan gagasan berupa data, bukti hasil penalaran, dan sebagainya dengan maksud untuk menyakinkan pembaca tentang kebenaran pendirian atau kesimpulan pengarang atau untuk memperoleh kesepakatan pembaca tentang maksud pengarang. Tujuan utama karangan ini adalah untuk menyakinkan pembaca agar menerima atau mengambil suatu dokrin, sikap, dan tingkah laku tertentu. Adapun ciri-ciri karangan narasi menurut Finoza (2004:207), yaitu
1)      mengemukakan alasan atau bantahan sedemikian rupa dengan tujuan mempengaruhi keyakinan pembaca agar menyetujuinya;
2)      mengusahakan suatu pemecahan masalah; dan
3)      mendiskusikan suatu persoalan tanpa perlu mencapai suatu penyelesaian.
Menurut Semi (2003:48), ciri-ciri pengembangan karangan argumentasi-sekaligus merupakan juga ciri pembeda dengan ekposisi adalah  sebagai berikut.
1)      bertujuan menyakinkan orang lain (ekposisi memberi informasi);
2)      berusaha membuktikan suatu penyataan atau pokok persoalan (ekposisi hanya menjelaskan);
3)      menggugah pendapat pembaca (ekposisi meyerahkan keputusan kepada pembaca); dan
4)      fakta yang ditampilkan merupakan bahan pembuktian (ekposisi menggunakan fakta sebagai alat mengkongkretkan).

Berdasarkan pendapat di atas, argumentasi merupakan karangan yang berusaha menjelaskan suatu masalah dengan menyajikan alasan-alasan. Ketika mengembangan karangan ini, Penulis harus menganalisis dan menjelaskan suatu masalah secara terperinci dan mendalam, alasan-alasan yang dikemukakan harus didukung dengan bukti-bukti yang menyakinkan. Dengan kata lain, argumen adalah suatu proses benalar.
Pengarang dapat dapat menggunakan penalarannya dengan metode deduktif induktif. Deduktif merupakan metode benalar yang bergerak dari hal-hal yang bersifat umum ke hal-hal atau pernyataan yang bersifat khusus. Sebaliknya, induktif adalah metode benalar yang dimulai dengan mengemukakan penyatan yang bersifat khusus kemudian diiringi dengan kesimpulan umum.  Pengarang dapat mengajukan penalarannya berdasarkan contoh-contoh, analogi, akibat ke sebab, sebab ke akibat,  dan pola-pola deduktif  ke induktif.
Argumentasi dan ekposisi merupakan bentuk atau jenis tulisan yang paling banyak digunakan di dalam tulisan-tulisan ilmiah. Karangan ini bertujuan membuktikan kebenaran suatu pendapat atau  kesimpulan dengan data atau fakta sebagai alasan atau  bukti. Dalam karangan ini, pengarang mengharapkan pembenaran pendapatnya dari pembaca. Adanya unsur opini dan data, juga fakta atau alasan merupakan penyokong opini tersebut.

berikut beberapa Contoh paragraf argumentatif atau paragraf argumentasi
contoh 1
Sekali lagi, kita patut bersyukur karena tampaknya kegiatan ospek di kampus-kampus sudah ada perubahan ke arah yang lebih bermakna positif. Sudah saatnya kita meninggalkan perpeloncoan. Hidup ini sudah begitu keras untuk diperjuangkan, jangan ditambah lagi dengan kekerasan yang lain.
contoh 2
Dua tahun terakhir, terhitung sejak Boeing B-737 milik maskapai penerbangan Aloha Airlines celaka, isu pesawat itu mencuat ke permukaan. Ini bisa dimaklumi sebab pesawat yang badannya koyak sepanjang 4 meter itu sudah dioperasikan lebih dari 19 tahun. Oleh karena itu, adalah cukup beralasan jika orang menjadi cemas terbang dengan pesawat berusia tua.
Di Indonesia, yang mengagetkan, lebih dari 60% pesawat yang beroperasi adalah pesawat tua. Amankah? Kalau memang aman, lalu bagaimana cara merawatnya dan berapa biayanya sehingga ia tetap nyaman dinaiki?
contoh 3
Memilih SMA tanpa pertimbangan yang matang hanya akan menambah pengangguran karena pelajaran di SMA tidak memberi bekal bekerja. Menurut Iskandar, sudah saatnya masyarakat mengubah paradigma agar lulusan SMP tidak latah masuk SMA. Kalau memang lebih berbakat pada jalur profesi sebaiknya memilih SMK. Dia mengingatkan sejumlah risiko bagi lulusan SMP yang sembarangan melanjutkan sekolah. Misalnya, lulusan SMP yang tidak mempunyai potensi bakat-minat ke jalur akademik sampai perguruan tinggi, tetapi memaksakan diri masuk SMA, dia tidak akan lulus UAN karena sulit mengikuti pelajaran di SMA. Tetapi tanpa lulus UAN mustahil bisa sampai perguruan tinggi.
contoh 4
Akibat perkembangan perekonomian dan pertambahan jumlah penduduk, komsumsi energi di dalam negeri juga meningkat. Kebutuhan gas di pulau jawa pada tahun 2002 sebanyak 943 juta kaki kubik per hari (MMCFD). Tahun 2005, meningkat menjadi 1,136 MMCFD. Pada tahun 2010, kebutuhan gas di pulau jawa diperkirakan 2.252 MMCFD dan tahun 2015, sebanyak 3,441 MMCFD.
[sunting] Jenis-jenis narasi
Narasi informatif adalah narasi yang memiliki sasaran penyampaian informasi secara tepat tentang suatu peristiwa dengan tujuan memperluas pengetahuan orang tentang kisah seseorang.
Narasi ekspositorik adalah narasi yang memiliki sasaran penyampaian informasi secara tepat tentang suatu peristiwa dengan tujuan memperluas pengetahuan orang tentang kisah seseorang. Dalam narasi ekspositorik, penulis menceritakan suatu peristiwa berdasarkan data yang sebenarnya. Pelaku yang ditonjolkan biasanya, satu orang. Pelaku diceritakan mulai dari kecil sampai saat ini atau sampai terakhir dalam kehidupannya. Karangan narasi ini diwarnai oleh eksposisi, maka ketentuan eksposisi juga berlaku pada penulisan narasi ekspositprik. Ketentuan ini berkaitan dengan penggunaan bahasa yang logis, berdasarkan fakta yang ada, tidak memasukan unsursugestif atau bersifat objektif.
Narasi sugestif adalah narasi yang berusaha untuk memberikan suatu maksud tertentu, menyampaikan suatu amanat terselubung kepada para pembaca atau pendengar sehingga tampak seolah-olah melihat. Ketentuan ini berkaitan dengan penggunaan bahasa yang logis, berdasarkan fakta yang ada, tidak memasukan unsur sugestif atau bersifat objektif.
Narasi sugestif adalah narasi yang berusaha untuk memberikan suatu maksud tertentu, menyampaikan suatu amanat terselubung kepada para pembaca atau pendengar sehingga tampak seolah-olah melihat.
[sunting] Ciri-ciri Karangan Narasi
Menurut Keraf (2000:136)
  • Menonjolkan unsur perbuatan atau tindakan.
  • Dirangkai dalam urutan waktu.
  • Berusaha menjawab pertanyaan "apa yang terjadi?"
  • Ada konfiks.
Narasi dibangun oleh sebuah alur cerita. Alur ini tidak akan menarik jika tidak ada konfiks. Selain alur cerita, konfiks dan susunan kronologis, ciri-ciri narasi lebih lengkap lagi diungkapkan oleh Atar Semi (2003: 31) sebagai berikut:
  • Berupa cerita tentang peristiwa atau pengaalaman penulis.
  • Kejadian atau peristiwa yang disampaikan berupa peristiwa yang benar-benar terjadi, dapat berupa semata-mata imajinasi atau gabungan keduanya.
  • Berdasarkan konfiks, karena tanpa konfiks biasanya narasi tidak menarik.
  • Memiliki nilai estetika.
  • Menekankan susunan secara kronologis.
Ciri yang dikemikakan Keraf memiliki persamaan dengan Atar Semi, bahwa narasi memiliki ciri berisi suatu cerita, menekankan susunan kronologis atau dari waktu ke waktu dan memiliki konfiks. Perbedaannya, Keraf lebih memilih ciri yang menonjolkan pelaku.
[sunting] Tujuan
Tujuan menulis karangan narasi secara fundamental yaitu:
  • Hendak memberikan informasi atau wawasan dan memperluas pengetahuan
  • Memberikan pengalaman estetis kepada pembaca
[sunting] Langkah-langkah menulis karangan narasi
  • Tentukan dulu tema dan amanat yang akan disampaikan
  • Tetapkan sasaran pembaca
  • Rancang peristiwa-peristiwa utama yang akan ditampilkan dalam bentuk skema alur
  • Bagi peristiwa utama itu ke dalam bagian awal, perkembangan, dan akhir cerita
  • Rincian peristiwa-peristiwa utama ke dalam detail-detail peristiwa sebagai pendukung cerita
  • Susun tokoh dan perwatakan, latar, dan sudut pandangan
  • mengerti aturan tanda bacanya dalam kalimat tersebut

Ciri - Ciri Paragraf Persuasi

danang D prasetyo | 23.55 | 0 komentar

Ciri - Ciri Paragraf Persuasi
Paragraf Persuasi

Paragraf Persuasi adalah jenis paragraf yang mengungkapkan ide, gagasan, atau
pendapat penulis dengan disertai dengan bukti dan fakta (benar-benar terjadi).
Tujuannya adalah agar pembaca yakin bahwa ide, gagasan, atau pendapat
tersebut adalah benar dan terbukti dan juga melaksanakan apa yang menjadi
ajakan dari ide tersebut.
Paragraf persuasi memang memiliki banyak kesamaan dengan paragraf
argumentasi, bedanya paragraf persuasi lebih cenderung menjadi sebuah
ajakan.
Ciri-ciri paragraf persuasi :
  • Persuasi berasal dari pendirian bahwa pikiran manusia dapat diubah. 
  • Harus menimbulkan kepercayaan para pembacanya.
  • Persuasi harus dapat menciptakan kesepakatan atau penyesuaian melalui
  • kepercayaan antara penulis dengan pembaca.
  • Persuasi sedapat mungkin menghindari konflik agar kepercayaan tidak
  • hilang dan supaya kesepakatan pendapatnya tercapai.
  • Persuasi memerlukan fakta dan data.


0 Response to "Jenis paragraf"

wdcfawqafwef